Sedikit Catatan ttg Zakat Mal/Amwal

Beberapa poin penting tentang ZAKAT MAL/HARTA menurut pendapat KH Abdul Barie Shoim (alm) dalam buku Zakat Kita (Weleri, 1979).

KH Abdul Barie Shoim adalah konseptor, penggagas awal sekaligus praktisi dan pengawal aksi nyata Institusionalisasi/Pelembagaan Zakat melalui BAPELURZAM (Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah) Weleri/Kendal, yang sudah diaplikasikan sejak 1979 oleh PCM Weleri dan warga/simpatisan Mu se kab. Kendal.

Saat ini Bapelurzam Kendal menjadi transformer sbg LAZISMu seiring adanya UU Zakat dan pelembagaan Zakat oleh Pemerintah dan PP Muhammadiyah.

Boleh kami katakan bahwa Beliau-lah Ideolog, Konseptor, sekaligus Praktisi Institusionisasi Zakat pertama di Indonesia.

Beberapa pointer dalam buku Zakat Kita antara lain:

1. *Zakat hukumnya FARDHU*. Bagi orang Islam yang sudah memenuhi syarat untuk menunaikan zakat (nisab) namun tdk menunaikan zakat maka orang tersebut bukan saja berdosa, namun juga dianggap “telah gugur ke-islaman-nya” sbgmn orang Islam yg tidak mau mendirikan sholat dan menunaikan puasa ramadhan.
2. Bisa dinamakan/disebut sbg ibadah Zakat _*apabila ditunaikan/dibayarkan melalui AMIL ZAKAT*_.
Kalo dibayarkan dan dibagikan sendiri2, namanya bukan zakat. Hanyalah sedekah atau infaq sebagaimana umumnya.
Mengingat bahwa Amil Zakat dalam memungut, mengelola dam mentasarufkan zakat, sudah disebut secara _jelas dan qath’i_ di dalam Al-quran (8 asnaf/ mustahik zakat).
3. *ZAKAT AMWAL* merupakan kewajiban yang fardhu ditunaikan oleh setiap muslim atas *”SEMUA PENDAPATAN/PENGHASILAN/HARTA TERPADU”* yg diperoleh dalam 1 periode/1 tahun (Haul).
Pengenaan Zakat tidak mendasarkan pada _sumber pendapatan ataupun profesi_ seorang muslim.
4. *Zakat Amwal* besarnya *2,5% dari penghasilan/pendapatan/harta terpadu*.
Sehingga obyek zakat amwal tidak berdasarkan sumber ataupun jenis Pendapatan/Penghasilan/Harta yg ‘terpisah-pisah’ berdasar ‘Nisab’ –menurut fikih zakat umumnya– dari masing2 penghasilan/pendapatan atas obyek zakat (jumlah hewan ternak, hasil pertanian, jumlah logam mulia, tanah/rumah/mobil, profesi, dll).
Beliau meyakini bahwa kebanyakan muslim cenderung _endo_ (menghindar) dr kewajiban mengeluarkan zakat mal bila berdasarkan jenis obyek zakat. Kebanyakan orang akan _’mensiasati’_ batas minimal obyek kena zakat (nisab) berlandaskan alasan _’fiqyah/syariat’.
Misal:
•Memiliki kambing 39 ekor tidak wajib zakat karena belum mencapai nisab
•Kaum Profesional (dokter, lawyer, ahli teknik, konsultan, dll) tidak wajib zakat atas penghasilannya, karena belum diatur dlm fikih zakat.
• Dst
5. *Nisab* merupakan _*Garis Batas Kemiskinan*_.
Diatas nisab berkewajiban menunaikan zakat amwal (Muzakki), dan dibawah nisab berhak atas zakat (Mustahik).
6. *Pemungutan, Pengelolaan dan Pentasyarufan amwal dilaksanakan oleh Bapelurzam di tingkat PCM (kecamatan)*. PDM, PWM dan PPM sebagai “muzakki” vertikal diberi bagian zakat (secara proporsional) utk ditasyarufkan kepada “mustahik” melalui Majlis/Badan/Lembaga/Biro yang ada di masing2 tingkatan.
7. *Zakat Amwal* musti ditunaikan oleh setiap Muslim dengan penuh kesadaran secara *Jujur, Adil, Bertanggungjawab dan Transparan* melalui *Lembaga/Amil Zakat* yang *Berintegritas*.
Setiap akhir periode pengumpulan diadakan _*Rapat Pleno Pentasyarufan Zakat Amwal*_ yg melibatkan berbagai pihak terkait atau Stakeholders: Muzakki, Amil, PCM/ PRM dan Ortom, AUM, Masyarakat.

Demikian sedikit catatan tentang sejarah pelaksanaan zakat amwal di lingkungan warga persyarikatan. Tidak terasa sudah 40 tahun Gerakan Zakat Amwal sudah berjalan di Weleri, Kendal dan sekitarnya.

Berdasarkan data LAZISMu Weleri, pada periode zakat 2018 baru sekitar 2.100-an orang muzakki yg menunaikan zakat mll LAZISMu (d/h Bapelurzam) dengan nilai zakat Rp 2,1 milyar.

Masih banyak umat Islam yg belum memiliki kesadaran bahwa Zakat merupakan ‘fardhu ain’ bagi seorang muslim sebagaimana perintah mendirikan sholat, menjalankan puasa ramadhan dan menunaikan haji bagi yang mampu.

Wallahu’alam

Solo Raya, 22/9/2019
_Khafid Sirotudin_
Ketua LHKP-PWM Jateng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *