PENGAJIAN RAMADAN PP MUHAMMADIYAH 1444-H

Baru siang tadi kami menyempatkan diri merapikan dan menjilid kumpulan Materi Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah yang diadakan di Yogyakarta, Jumat-Ahad, 24-26 Maret 2023 bertepatan 2-4 Ramadan 1444 H. Meski sudah ada materi dalam bentuk soft-copy, namun kami lebih nyaman membaca dari Bundel Materi hard-copy yang dibagikan panitia. Sebuah kebiasaan yang telah lama saya lakukan. Hitung-itung untuk menambah koleksi Bundel Makalah Perpustakaan Pribadi di rumah.

Pengajian Ramadan merupakan tradisi persyarikatan yang telah berlangsung cukup lama, konon sekitar 30-an tahun. Jika awalnya peserta terbatas untuk lingkungan PP Muhammadiyah, seiring perkembangan jaman bertambah kepesertaan dari PP Ortom, PWM, PDM terdekat, Rektor PTM, Direktur AUM, Ketua dan Sekretaris UPP PPM. Pelaksanaannya dibagi 2 lokasi, Yogyakarta dan Jakarta sesuai domisili PP Muhammadiyah.

Tema yang diusung kali ini : _”Risalah Islam Berkemajuan : Aktualisasi dalam Persyarikatan, Umat dan Bangsa”_. Lalu dibreak-down menjadi 5 Sub-Tema (5 Sesi) dengan 3 Narasumber yang ekspert di bidangnya untuk membahas setiap Sesi. Kelima sub-tema yang dikaji yaitu : Islam Berkemajuan dalam Sejarah Peradaban Islam di Dunia dan Indonesia; _Islam Berkemajuan Diantara Madzab-Madzab Dalam Islam : Pendekatan Teologis dan Teleologis;_ Karakteristik Islam Berkemajuan; _Islam Berkemajuan : Pendekatan Bayani, Burhani dan Irfani;_ serta Aktualisasi Islam Berkemajuan Dalam Kehidupan Berbangsa. Sebuah pengajian yang menggembirakan, mencerahkan dan membahagiakan.

Beberapa Pointer Penting

Sedikit pointer yang kami catat cukup penting dari pemaparan 15 Nara Sumber yang memberikan pemikiran dan pandangannya selama pengajian ramadan 1444-H di Yogyakarta, diantaranya :

_”Risalah Islam Berkemajuan bukanlah sebuah frase keredaksian tanpa makna. Ia hadir dalam ungkapan ataupun ujaran berdasarkan konteks jamannya. Diisi oleh ragam pemikiran konstruktif dari para aktor, aktivis maupun pemikir Muhammadiyah sesuai kapasitas keilmuan yang dimilikinya. Islam Berkemajuan sejak abad 19 dan 20 telah mengisi alam pikiran intelektual muslim di tanah air”_.

(Mu’arif S.Pd.I, M.Pd)

_”Sesungguhnya karakteristik Risalah Islam Berkemajuan itu tidak hanya moderasi tetapi masih ada ciri lain yang menandakan kemajuan dan kemoderenan seseorang, seperti : mobilitas tinggi, terbuka, literasi, rasional, perubahan, orientasi jangka panjang, adaptif, pluralitas, toleransi dan sebagainya”_.

(Prof. Achmad Jainuri, Ph.D)

_”Risalah Islam Berkemajuan sebagai pandangan dunia harus dibangun melalui kosmologi pemikiran yang mendalam. Kosmologi ini penting terutama untuk menempatkan relasi antara manusia kepada Allah sebagai Pencipta, hubungan manusia dengan alam, serta hubungan antara sesama makhluk atau ciptaan”_.

(Prof. M. Din Syamsudin).

_”KH. Ahmad Dahlan adalah fuqaha pertama di dunia muslim yang menghubungkan misi pencerahan Islam ke dalam suatu sistem berorganisasi yang modern dan adaptif. Sehingga sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mampu berkiprah di bidang kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial secara gagah dan unggul”_.

(Prof. Samsul Anwar).

Keempat pointer tersebut telah dibuat flyer dan direlease oleh tim kreatif MPKSDI-PP Muhammadiyah. Resume menyeluruh hasil Pengajian Ramadan di Yogyakarta sedang dirumuskan oleh Sekretaris MPKSDI-PP beserta tim kreatif yang telah disiapkan untuk mencatat, merekam dan membuat ihtisar setiap sesi.

Ada kejadian menarik saat tanya jawab yang dilontarkan oleh Dr. Hassan Suryono, Warek I Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA). Beliau dinobatkan sebagai peserta teraktif bertanya pada pengajian ramadan kali ini. Pertanyaan yang disampaikan adalah : _”Bagaimana pandangan Nara Sumber tentang poligami bagi warga Muhammadiyah?”_. Sebuah pertanyaan menggelitik atau sekedar “iseng” biar forum menjadi bergairah, mengingat pertanyaan itu diulang dalam 3 sesi pengajian.

Sebagaimana kita tahu bahwa selama ini di Muhammadiyah terdapat 3 (tiga) kelompok minoritas, yaitu : perokok, pelaku poligami dan mubaligh/ muhammadiyah garis lucu. Saya menambahkan satu lagi kelompok minoritas : politisi. Yaitu warga/kader Muhammadiyah yang secara sadar mengabdikan diri di berbagai lapangan kebangsaan dan berkhidmat sebagai pengurus teras parpol, anggota legislatif, penyelenggara pemilu dan jabatan politik lainnya (pemerintah, menteri, pejabat negara, kepala daerah).

Jawaban bijak disampaikan Dr. apt. Hj. Salmah Orbayinah, M.Kes., Ketua Umum PP Aisyiyah 2022-2027, salah satu Narsum Sesi 3. _”Pada prinsipnya monogami, tetapi tidak mengharamkan poligami”_, jawabnya datar dan disambur gerr senyum simpul peserta pengajian. Peserta agaknya mafhum mengingat pada periode PP Aisyiyah sebelumnya terdapat postulat _”Pada prinsipnya monogami…titik !”_.

Sedangkan Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah sebagai Narsum Sesi 4 menjawab begini : _”Poligami itu ibarat pintu darurat pesawat terbang. Silahkan ditafsirkan sendiri…”_. Peserta di sebelah sayapun tersenyum sambil komentar : _”Ada-ada saja mbahkung sudah tua masih tanya soal poligami…emang masih kuat ngadepi perjuangan hidup”_.

Issue yang Belum Dibahas

Salah satu poin Risalah Islam Berkemajuan berisi menghadirkan Islam yang Rahmatal lil Alamin. Yaitu bagaimana nilai-nilai Islam yang Berkemajuan mampu menjawab tantangan dan problem kekinian dan masa akan datang, serta mampu menjadi solusi aplikatif-adaptif bagi peradaban dan budaya kemanusiaan universal.

Saat ini terdapat 3 issue penting terkait kepentingan kemanusiaan global, yaitu Lingkungan Hidup, Pangan dan Sumberdaya Alam (SDA). Kami menjadi teringat dua tema yang pernah dibahas dalam Pengajian Virtual LHKP-PWM Jateng pada masa Pandemi Covid-19 lalu. Pertama terkait issue lingkungan, global warming dan climate change. Kedua, issue ketersediaan pangan (makanan minuman) yang halalan thayyiban berkelanjutan seiring bertambahnya populasi manusia di bumi, serta  pentingnya melahirkan fikih pangan. Melengkapi Fikih Air dan Fikih Kebencanaan yang telah ada sebelumnya.

Barangkali 3 issue penting tersebut bisa dilanjutkan dibahas melalui pengajian dan pengkajian pasca ramadan di berbagai PTM dan melibatkan berbagai Majlis dan Lembaga terkait. Betapapun pengajian ramadan telah berjalan dengan baik dan sukses. Setidaknya ada diksi kunci yang disampaikan Ketum PP Muhammadiyah pada saat awal memberikan sambutan penutupan Pengajian Ramadan 1444-H. _” Gus Bach sudah *’temuwo’* “_ ujar Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. menanggapi sambutan Bachtiar Dwi Kurniawan yang sebelumnya disampaikan.

Bagi orang Jawa seperti saya, narasi tersebut memiliki makna yang mendalam. Sekaligus menyiratkan pesan untuk Ketua MPKSDI (Majlis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani) sebagai kader muda persyarikatan agar bertindak dewasa, berkeadaban, sopan santun, berilmu dan berbudaya.

Menjadi tua itu pasti, dan menjadi dewasa adalah pilihan.

Wallahu’alam

_Pagersari, Rabu 29/03/2023_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *