MEMELIHARA LEBAH ITU SEDEKAH

#15-BelajarBudidayaKlanceng

Khafid Sirotudin

Sedekah menjadi alasan ke tujuh mengapa kita perlu memelihara klanceng di halaman rumah. Sedekah merupakan kata serapan dari bahasa Arab ‘shadaqah’. Berasal dari suku kata ‘as-shidqu’ yang maknanya jujur. Jadi orang yang gemar melakukan sedekah adalah orang yang jujur mengakui semua rejeki berasal dari Allah Swt dan menunaikan kewajiban berbagi/berderma/memberi kepada sesama dan alam semesta, sebagai wujud penghambaan diri makhluk kepada Sang Khaliq Rabb al-alamin (Maha Pencipta, Maha Pengatur, Maha Pengayom, Maha Pemberi dan Maha Kuasa atas alam semesta beserta isinya).

Alam makro kosmos dan mikro kosmos diciptakan Tuhan Semesta Alam sebagai prasarana dan sarana yang menunjang kehidupan manusia di bumi sebagai makhluk yang sempurna. Manusia diberi hidayah ilhami (naluri, isntingtif) sebagaimana Tuhan memberikan kepada tanaman. Manusia dilengkapi dengan hidayah hawasi (inderawi) sebagaimana Allah berikan kepada hewan. Namun Allah berikan hidayah ‘aqli (akal, nalar) khusus kepada manusia yang tidak Rabb kasihkan kepada hewan dan tanaman.

Sedekah klanceng

Kita dapat bersedekah setiap hari dengan memelihara beberapa stup koloni klanceng apapun jenisnya di teras/halaman/pekarangan rumah. Tentu saja jenis klanceng dan jumlah stup/box koloni yang dibudidayakan musti disesuaikan dengan ketersediaan tanaman pakan lebah di sekitar tempat tinggal. Juga harus memperhitungkan jarak tempuh atau radius terbang dari jenis klanceng yang dipelihara. Kalau klanceng yang dipelihara jenis Tetragonula (T. laeviceps, T. biroi, T. sarawakensis, T. pagdeniformis, dll) maka ketersediaan beragam tanaman pakan lebah harus tersedia di halaman dan pekarangan milik tetangga dalam radius 100 meter dari rumah.

 

Jika kita memelihara klanceng jenis Lepidotrigona (L. terminata, L. javanensis, dll.) perlu mendata jumlah tanaman (buah-buahan, sayuran, bunga) di kompleks perumahan atau kampung dalam radius 200 meter dari stup koloni ditempatkan. Radius terbang klanceng jenis semacam Heterotrigona itama dan Geniotrigona thoracica bisa mencapai 400-500 meter dari lokasi koloni ditempatkan. Jenis klanceng ini membutuhkan banyak pepohonan yang tinggi sebagai penghasil NePoReA yang cukup banyak agar menghasilkan madu secara maksimal. Sehingga ketika kita memelihara klanceng jenis ini, harus dipastikan ketercukupan vegetasi sesuai jumlah koloni yang dibudidayakan.

 

Selain ketercukupan tanaman pakan lebah, kita juga harus memperhitungkan adanya ancaman predator khususnya burung walet, walet kembang dan seriti. Adakah di sekitar tempat tinggal kita terdapat gedung walet. Sebab koloni walet merupakan predator klanceng yang paling serakah. Jika tidak dikendalikan, sehari bisa menghabiskan satu stup koloni klanceng pekerja. Kami pernah kehilangan 10 koloni klanceng T. laeviceps dalam waktu 1 bulan karena diletakkan pada lokasi yang hanya berjarak 50 meter dari rumah yang memelihara walet.

 

Sedekah tanaman

Keberhasilan budidaya klanceng mensyaratkan ketersediaan tanaman pakan lebah yang cukup berlimpah dan beragam. Jika halaman rumah kita sempit dan tidak memungkinkan untuk menanam beragam tanaman, maka bisa berbagi bibit tanaman atau benih kepada tetangga dan masyarakat sekitar tempat tinggal kita. Kita bagikan saja aneka tanaman bunga, buah-buahan, sayuran dan pupuk organik (cair atau padat) buatan sendiri.

 

Kami bersyukur bisa dan biasa berbagi bibit tanaman buah kepada tetangga di kampung. Sejak limabelas tahun lalu, kami telah berbagi ribuan tanaman mangga, alpukat, kelengkeng, jeruk, belimbing wuluh, kelapa dan tanaman keras lainnya kepada tetangga, saudara dan teman-teman yang gemar memelihara tanaman. Bahkan kami pernah menanam 150-an palem putri di sepanjang jalan desa Sambongsari Weleri. Saat ini tinggal beberapa pohon palem putri yang masih hidup dan tersisa. Lumayan masih bisa diambil buahnya buat pembibitan. Dan sebagian masih bisa diambil manfaatnya oleh koloni klanceng yang kami pelihara. Khususnya yang berjarak kurang 100 meter dari tempat tinggal tinggal kami atau stup koloni ditempatkan. Bunga palem putri merupakan tanaman favorit yang disukai klanceng segala jenis. Sebagian tanaman sudah banyak yang ditebang oleh masyarakat yang ‘durung jowo’ (tidak paham) betapa pentingnya tanaman bagi kehidupan. Sebagian tanaman lainnya sirna terkena proyek jalan tol Batang-Semarang.

 

Selain untuk kebutuhan koloni lebah yang kita pelihara, sedekah tanaman juga membuat lingkungan perumahan dan tempat tinggal menjadi asri hijau berseri. Kita bisa menghirup oksigen gratis dan udara segar di pagi hari. Sambil jalan-jalan olga menghangatkan badan keliling kampung, kitapun bisa menyaksikan dan melihat koloni klanceng yang hinggap di berbagai bunga tanaman. Sebuah wisata harian yang membahagiakan dan mencerahkan.

 

Sedekah pupuk organic

Secara berkala kita bisa membuat pupuk cair organik yang sederhana dan mudah membuatnya. Kita cukup mengumpulkan ‘banyu leri’ (air pususan/membersihkan beras) sehari-hari. Bisa ditambahkan air teh yang tidak terpakai. Kumpulkan ke dalam ember hingga penuh (20 liter). Tambahkan 1 sendok bakteri EM-4/Starbio/Probiotik Siklus yang bisa kita beli di banyak toko pertanian atau on-line. Tambahkan juga 1-2 sendok gula, laku aduk rata. Tutup ember, tempatkan di lokasi yang teduh dan jauhkan dari sinar matahari langsung.

 

Biarkan proses fermentasi berlangsung 2-3 hari, maka pupuk cair bikinan sendiri sudah siap untuk diaplikasikan. Kita juga bisa sedekah pupuk organik/kompos yang murah dan mudah dibeli di pedagang tanaman atau toko pertanian. Sekarung kompos (25 kg) harganya tidak sampai Rp 50.000. Kami biasa memberikan pupuk cair dan kompos pada aneka tanaman yang tumbuh di halaman rumah dan berbagi kepada tetangga yang membutuhkan.

 

Alhamdulillah pohon kelengkeng di halaman belakang di dalam rumah bisa berbunga dan berbuah 2 kali setahun, lumayan buat ‘pethetan’ (Jawa : hasil sampingan) dan sarana sedekah kepada lebah. Pohon mangga milik tetangga depan rumah bisa berbuah 3 kali setahun dan menjadi sarana sedekah bagi lebah klanceng yang kami pelihara di halaman depan rumah.

 

Bagaimana jika koloni klanceng yang kita pelihara pada akhirnya gagal sebagian karena terserang penyakit, dihabisi predator dan stupnya ditinggal kabur Ratu dan koloninya ? Ikhlaskan dan anggap saja sebagai biaya belajar karena kebodohan kita dalam budidaya (stupid cost). Tapi setidaknya kita telah mampu bersedekah kepada sesama, kepada hewan predator dan kepada alam semesta. Dan yakinlah bahwa semua pengorbanan kita akan menjadi shadaqah jariyah yang telah dicatat oleh malaikat-Nya.

 

Sungguh nikmat rasanya kita bisa bersedekah setiap hari melalui wasilah (perantara) klanceng yang kita pelihara. Memelihara klanceng di teras/halaman/pekarangan rumah selain mudah, murah, manfaat, aman, menguntungkan, pro lingkungan juga menjadi sarana sedekah kita kepada tetangga dan lingkungan sekitar rumah. Maka nikmat Tuhan manakah lagi yang hendak kita dustakan? Wallahu’alam.

 

Tegal Mulyo, 9 Maret 2022

*) Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng, Pemerhati Pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *