LEBAH HARAM DIBUNUH

#16-BelajarBudidayaKlanceng

Khafid Sirotudin

Kehidupan lebah menarik untuk diamati, dipelajari dan patut ditiru oleh pembudidaya klanceng. Lebah (Jawa : tawon) hidup berkoloni menjalani titah illahi, diberi hidayah melakoni kehidupan sesuai garis edar sunatullah yang mutlak, pasti, obyektif/adil dan rahmat al-alamin. Begitu juga dengan koloni klanceng yang kita pelihara.

Klanceng hanya mengambil pangan (NePoReA) dari beragam floral dan ekstra floral paling baik dalam radius terbangnya (Jawa : prayogo). Klanceng hanya minum air secukupnya, tidak berlebihan. Jika dalam satu area budidaya terdapat aneka tanaman berbunga dan berbarengan, maka klanceng pekerja akan mengambil nektar dan pollen terbaik dari vegetasi yang sesuai dengan kebutuhan koloni (Jawa : prasojo). Bukan keinginan seekor klanceng pekerja. Hanya setia menjalankan tugas dan kewajiban sebagai anggota koloni (Jawa : prasetyo). Pembagian kerja anggota koloni, sesuai tupoksinya (Jawa : pranoto). Ratu, klanceng pejantan, klanceng pekerja (betina) dan klanceng muda yg belum mampu terbang keluar semua bekerja. Kami belum pernah melihat anggota koloni klanceng ‘leyeh-leyeh’ (Jawa : santai, tiduran), menganggur apalagi tidur.

Kami biasa melakukan checking semua koloni klanceng yang dipelihara di halaman rumah pada malam hari atau dini hari. Kadangkala pagi menjelang siang, jika tidak ada kegiatan keluar rumah. Bagi kami memelihara klanceng di halaman rumah sebuah hiburan yang megah dan mewah, meski harganya relatif murah.

Kami pernah memelihara burung berkicau puluhan jenis dan ayam beraneka ragam. Tidak kurang 12 jenis burung dan 4 macam ayam yang ketika pagi tiba semua berkicau dan berkokok laksana tinggal di pinggir hutan. Suatu ketika seekor burung peliharaan kami mati. Rasanya ‘gelo’ (Jawa : menyesal) padahal harganya lumayan mahal dan sudah ditawar jutaan rupiah. Yang namanya ‘klangenan’ (hobis) pasti menyenangkan, tapi juga merepotkan. Terutama ketika kami mau pergi keluar kota lebih 3 hari. Kepikiran bagaimana pakan, membersihkan kotoran, memandikan dan menggantang kurungan sambil ‘dhedhe’ (berjemur sinar matahari). Belum lagi khawatir kalau dicuri orang.

 

Tetapi kini, dengan memelihara 4 koloni klanceng H. itama di halaman rumah, meski harganya 1-1,5 juta per stup (1 stup kurleb 400-500 ekor), tetap masih murah dan menyenangkan. Kami memelihara juga L. terminata, T. pagdeniformis, T. biroi dan T. sarawakensis di teras rumah. Setiap malam kita bisa mendengarkan suara ‘raungan’ sayap klanceng dari depan corong. Juga suara jangkring mengerik, katak mengorek serta orong-orong “menggonggong”. Jika pagi tiba, kita bisa menyaksikan terbang zig-zag klanceng pekerja keluar masuk sarang. Aneka lebah, tawon, kupu-kupu dan kinjeng (Jawa : capung) pun datang bertengger di bunga, dedaunan dengan sangat indah. Burung ‘emprit kaji’, gereja, kutilang, deruk, prenjak absen di pepohonan.

 

Menjaga usia klanceng

Kita tahu bahwa usia klanceng pekerja dan pejantan relatif pendek. Hanya hitungan 2-4 bulan umurnya, sesuai jenis. Kecuali ratu klanceng yang bisa berusia 5 tahun. Sebelum mati, ratu biasa mewariskan 2-3 telur bakal ratu setiap tahun. Artinya kelangsungan hidup koloni klanceng lebih terjamin dan berkelanjutan. Jika ada klanceng yang mati di dalam sarang, sudah ada yang melakukan pemulasaraan jenazahnya. Kita tidak perlu melakukan penguburan bangkai klanceng.

 

Memelihara klanceng hanya menuntut kita untuk ikut aktif menjaga lingkungan budidaya, memastikan ketersediaan tanaman yang cukup bagi sejumlah koloni yang dipelihara, dan memperhatikan rantai makanan dan waspada terhadap predator dan hama. Kita juga diminta untuk bijaksana memakai pestisida/insektisida kimiawi dan bahan kimia lain yang membahayakan kehidupan koloni klanceng (pro lingkungan/green economy).

 

Meski kematian puluhan ekor klanceng secara alami tidak membuat kita ‘gelo’, tetapi kita tidak diperbolehkan melakukan tindakan dzalim dan sembrono yang mengakibatkan kematian seekor klanceng. Apalagi kematian massal koloni dalam satu stup. Kita dituntut untuk melindungi klanceng peliharaan agar tidak menjadi makanan predator, terpapar penyakit dan hama. Maka melakukan pemantauan dan pengecekan secara berkala tetap harus dilakukan. Terutama di pekan awal stup koloni klanceng ditempatkan, kemudian untuk setidaknya sepekan sekali selama budidaya.

 

Kematian yang dihindari

Ada 2 kegiatan dalam proses budidaya yang lazim menyebabkan kematian klanceng atau terbunuh. Pertama saat pemindahan koloni dari ‘bumbung’ (bambu) atau log kayu ke dalam stup/kotak budidaya. Kedua, saat kita melakukan pemanenan madu/bee bread, khususnya bagi jenis klanceng yang pot madu/pollennya kecil sehingga tidak bisa dilakukan dengan alat/mesin penyedot. Kematian sebagian koloni klanceng muda (belum bisa terbang) menjadi sebuah kenyataan yang seringkali tidak bisa dihindari.

 

Lantas apa yang harus kita lakukan agar terhindarkan adanya korban kematian. Yang jelas kita harus hati-hati ketika mengambil broodcells maupun jaringan pot madu/pollen dari dalam stup. Jangan lupa membaca doa sebagaimana ketika kita akan menyembelih ayam, sapi, kambing ataupun domba. Selanjutnya menjaga niat dan tujuan akhir yang baik, agar kelalaian dan kesalahan yang tidak sengaja kita lakukan mendapat ampunan Tuhan. Jika ketiga hal tersebut dilakukan, setidaknya kita sudah berusaha melakukan yang terbaik bagi penyelamatan hidup klanceng. Dan kalaupun ada beberapa klanceng yang terpaksa mati, semoga Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang memaafkan kita.

 

Satu riwayat menyatakan :

 

“Dari Ibnu Abbas, berkata : Rasulullah Saw melarang membunuh 4 hewan, yaitu semut, lebah, burung hud-hud dan burung surad”.

(HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dishahihkan Baihaqi dan Ibnu Hajar).

 

Pada riwayat lain disebutkan adanya larangan untuk membunuh laba-laba dan katak. Bukankah ketika kita menyelamatkan nyawa seseorang atau seekor hewan laksana kita menyelamatkan kehidupan makhluk seisi bumi? Wallahu’alam.

 

 

Kendal, 13 Maret 2022

 

*) Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng, Pemerhati Pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *