#26-BelajarBudidayaKlanceng
Khafid Sirotudin
Akibat punahnya lebah
Lebah merupakan hewan yang sangat menguntungkan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Ada banyak manfaat yang bisa diperbuat lebah untuk mendukung kehidupan manusia di dunia. Selain menghasilkan madu untuk kesehatan dan kebugaran tubuh kita, lebah juga menghasilkan produk lain sebagai bahan baku obat, herbal dan nutrisi yang sangat bermanfaat.
Lalu pernahkah kita membayangkan apa yang terjadi jika lebah punah atau tidak ada lagi di dunia?
Kekhawatiran ini bisa saja terjadi jika kita benar-benar abai terhadap keberlangsungan kehidupan lebah. Berikut beberapa akibat jika lebah sampai punah :
Pertama, hilangnya produksi madu. No Bee, No honey. Lebah punah, madupun tiada. Padahal manusia telah memanfaatkan madu untuk berbagai kebutuhan sejak dahulu kala. Madu murni dan asli hanya dihasilkan oleh lebah. Sesuatu disebut madu apabila berasal dari nektar tanaman, yang diambil oleh lebah, kemudian difermentasi di perut lebah, lalu dikeluarkan melalui mulut lebah dan dituangkan ke dalam wadah khusus berupa kotak sisir madu hexagonal (Apis sp.) atau mangkok/bola-bola madu (Trigona sp.) serta mengandung probiotik dan enzim unik yang dihasilkan oleh masing-masing spesies lebah. Beragam manfaat dan khasiat madu sudah banyak diteliti dan dipublikasikan di berbagai jurnal hasil penelitian maupun disebarkan ke berbagai media massa, elektronik, on-line dan digital.
Kedua, tanaman hortikultura gagal panen. Bagi kita yang bukan petani, cobalah luangkan waktu sesekali barang 1 jam untuk memperhatikan aneka tanaman buah-buahan dan sayuran yang ada di halaman atau pekarangan rumah kita atau tetangga ketika berbunga. Mangga, kelengkeng, rambutan, durian, alpukat, belimbing, jambu, pisang, cabai, tomat, kemangi, dan sebagainya. Sejak fajar menyingsing hingga sore menjelang, berapa banyak lebah mendatangi beragam bunga tanaman buah dan sayuran yang tumbuh di halaman rumah. 70 persen lebih tanaman hortikultura membutuhkan bantuan lebah untuk penyerbukan. Sisanya dilakukan oleh semut, tawon, kumbang dan kupu-kupu. Sebagai makhluk yang berakal, manusia bisa saja melakukan penyerbukan jika lebah punah. Sebagaimana yang sudah mulai dilakukan di China. Akan tetapi kemampuan dan jangkauan manusia melakukan penyerbukan terhadap ribuan bunga tanaman hortikultura tentu sangat jauh dari sempurna apabila dibandingkan dengan ribuan koloni lebah. Pada akhirnya punahnya lebah tetap menjadi ancaman serius bagi kegagalan panen produk hortikultura.
Ketiga, tanaman kapas gagal panen. Sebagaimana kita tahu bahwa kapas merupakan salah satu tanaman penghasil bahan pembuatan pakaian. Dan lebah mengambil peranan utama dan sangat penting penyerbukan tanaman kapas. Sudah terbayang sekarang apabila lebah punah, maka tanaman kapaspun akan mengalami kegagalan panen. Kita musti sadar diri bahwa lebah tidak hanya sebagai pollinator tanaman buah dan sayuran saja. Lebah juga melakukan polinasi bagi 90% persen beragam tanaman penghasil buah dan sayuran, tanaman bunga-bungaan dan rerumputan.
Keempat, produk susu menghilang. Fakta menunjukkan bahwa manusia bukanlah satu-satunya makhluk hidup yang mengkonsumsi makanan dari beragam tanaman yang diserbukkan oleh lebah. Sapi perah penghasil susu adalah konsumen utama berupa pakan ternak yang berasal dari tanaman dan membutuhkan bantuan lebah dalam penyerbukannya. Sebagian besar yang sapi perah makan, berupa hijauan daun dari aneka tanaman rerumputan yang membutuhkan penyerbukan lebah. Salah satunya Alfalfa spp. sebagai asupan andalan bagi peternak sapi perah, kuda, kambing dan domba. Sapi perah setidaknya membutuhkan asupan pakan rerumputan Alfalfa sebanyak 45-50 kilogram per ekor per hari agar produksi ASPI (Air Susu Sapi) terjaga kuantitasnya. Dengan tiadanya susu yang dihasilkan sapi perah, maka produk makanan minuman berupa susu segar, susu bubuk, yogurt, keju dan mentega akan menghilang di pasaran.
Kelima, pasokan produk pangan merana. Sebagaimana telah kami sampaikan diatas, lebah memiliki posisi sangat strategis sebagai penyerbuk handal dan utama berbagai tanaman pangan dan penghasil bahan baku produk pangan. Saat sebagian besar spesies lebah punah maka pasokan sebagian pangan akan berkurang. Dan jika puluhan ribu spesies lebah di dunia musnah maka pasokan pangan bagi seluruh makhluk hidup penghuni dunia akan merana, habis dan menghilang seiring punahnya populasi lebah.
Keenam, harga pangan dan sandang menjadi mahal. Saat ini issue pangan (ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan) menjadi issue utama bagi seluruh bangsa di dunia. Terutama bagi bangsa yang tinggal di wilayah yang tidak memiliki sumberdaya alam yang baik untuk mendukung ketersediaan pangan bagi warganya. Barangkali saat ini ketahanan pangan bagi suatu negara masih bisa mengandalkan impor pangan dari negara lain yang surplus. Akan tetapi jika bangsa dan negara yang surplus pangan itu lalai atau abai terhadap eksistensi kehidupan lebah, maka sangat mungkin beberapa tahun mendatang mereka sudah berada pada posisi tidak lagi surplus pangan. Negara mereka hanya mampu menghasilkan pangan yang sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya saja. Atau paling banter memiliki cadangan pangan untuk 1-2 tahun yang tersimpan di gudang logistik negaranya.
Ketujuh, menurunnya daya dukung lingkungan. Kehadiran lebah merupakan salah satu indikator utama kualitas lingkungan hidup yang masih terjaga. Jika kita mau melihat dengan ‘mata aji’ terhadap fenomena bencana alam yang terjadi di berbagai daerah, sesungguhnya memberikan ‘pesan penting’ bagi kita agar lebih bijaksana memperlakukan lingkungan alam/ekologis. Eksploitasi dan penambangan secara serampangan terhadap berbagai sumberdaya air, mineral dan bahan galian C telah menampakkan dampak negatif yang luar biasa. Tanah longsor, banjir dan beragam bencana alam serta punahnya beragam plasma nutfah nusantara, termasuk hilangnya ratusan spesies lebah, rasanya sudah cukup untuk kita berpikir ulang, instropeksi diri betapa penting daya dukung lingkungan bagi kelangsungan hidup manusia. Lebah dan beberapa jenis serangga merupakan indikator alami terhadap kualitas udara, tanah dan lingkungan hidup dimana kita tinggal. Jika lebah dan beberapa serangga lain berkurang dan menghilang dari sekitar tempat tinggal kita, itu menunjukkan menurunnya kualitas lingkungan hidup.
Kedelapan, kualitas kesehatan dan kebugaran menurun. Dengan menurunnya kualitas dan kuantitas pasokan pangan sebagai akibat menurun dan punahnya populasi lebah, maka asupan pangan yang bergizi dan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan manusia menjadi menurun pula. Sebagaimana disampaikan oleh para ahli gizi, bahwa untuk menopang kehidupannya di dunia, setidaknya manusia membutuhkan asupan pangan (makanan dan minuman) yang memiliki unsur: air, vitamin, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan serat. Dan madu merupakan satu-satunya bahan pangan yang memenuhi 7 unsur tersebut. Lebah berjasa besar bagi pemenuhan kebutuhan pangan yang berasal dari berbagai tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan. Tanpa pola makan yang baik dengan memenuhi kebutuhan pangan yang aman, cukup, beragam, bernutrisi dan berimbang, maka beragam penyakit degeneratif akan muncul. “Kita adalah apa yang kita makan.”
Kesembilan, pengangguran dan kerawanan sosial meningkat. Seandainya lebah benar-benar punah, maka berbagai sektor kebutuhan hidup menjadi langka. Industri makanan dan minuman akan tutup karena ketiadaan bahan baku. Berbagai industri lain yang mengandalkan bahan baku produk dari tanaman, hewan dan sumberdaya alam akan bangkrut. Pengangguran meningkat, angka kriminalitas menguat, kerawanan sosial ekonomi menjadi kenyataan. Kedai kopi di seluruh dunia tutup karena tanaman kopi mengalami gagal panen merata se dunia sebagai akibat punahnya lebah.
Kesepuluh, kiamat semakin dekat. Situasi dan kondisi terparah yang akan terjadi jika lebah punah dari muka bumi yaitu terjadinya kiamat, punahnya manusia di dunia. Disaat bahan pangan tiada tersedia, bahan sandang tidak ada, angka kriminalitas meningkat maka sangat sulit manusia untuk bertahan hidup dari hukuman (cobaan) yang menghiasi kehidupan sehari-hari. Rasa kemanusiaan akan hilang disaat manusia mengalami kelaparan massal oleh sebab tidak adanya pangan yang cukup dan sebagai akibat punahnya lebah sebagai penyerbuk utama tanaman. Sesama anak Adam akan saling membunuh untuk sekedar mendapatkan sesuap makanan dan seteguk minuman dalam mempertahankan hidup. Peperangan antar bangsa dan negara bakal terjadi untuk saling memperebutkan pangan bagi pemenuhan kebutuhan rakyatnya.
Sudahkah kita minum madu hari ini?
Tegalmulyo, 20 Mei 2022.
*) Pemerhati Pangan, Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng