DINAMIKA MUSWIL DI KOTA TEGAL

LHKP sebagai UPP PWM Jateng ingin mengakhiri masa pengabdian dengan husnul khatimah. Saya dan Lukman Hakim (kami), selaku Ketua dan Sekretaris LHKP sudah melaporkan semua kegiatan LHKP selama 7 tahun masa pengkhidmatan sebagai UPP PWM Jateng 2015-2022. Alhamdulillah semua peserta Muswil menerima dalam Sidang Pleno dan tidak ada catatan khusus maupun pertanyaan terkait laporan kami.

Sebagai Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik tentu kami menyadari jika setiap event permusyawaratan (munas, kongres, muswil, musda, dll) organisasi masyarakat, sosial, budaya, profesi apalagi partai politik pasti memiliki relasi demokrasi tersendiri. Apalagi saat ini Muhammadiyah Jawa Tengah memiliki ribuan AUM Pendidikan, ratusan AUM sosial, puluhan RSMA/Poliklinik Pratama, puluhan Kantor Layanan LAZISMu dengan total aset hampir Rp 7 Trilyun (perkiraan kami). Kami sampaikan terimakasih kepada Ormas dan Partai Politik yang membuat baliho, spanduk, umbul-umbul “mangayubagyo” Muswil di berbagai lokasi kota Tegal.

Kami berterimakasih kepada semua pihak, terutama penggembira Muswil dari berbagai daerah dan panitia pelaksana, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan biaya dalam rangka mensukseskan Muswil Muhammadiyah dan Aisyiyah di kota Tegal, 3-5 Maret 2023. Kami haturkan rasa bangga kepada Panitia Pemilihan Muswil yang secara profesional menghadirkan Pemilihan E-Voting pertama secara berkeadaban, presisi dan mandiri.

Kami berterima kasih kepada saudara Mizan Ketua LHKP-PDM Kota Tegal yang telah mencetak dan memasang 17 spanduk berbagai ukuran di berbagai lokasi Muswil Aisyiyah dan Muhammadiyah serta beberapa sudut kota. Lukman Hakim Sekretaris LHKP ketika dimintai ijin terkait spanduk atas nama LHKP-PWM hanya komentar singkat : “jika parpol dan ormas lain saja boleh memasang spanduk, mosok LHKP dilarang memasang”.
Secara umum pelaksanaan Muswil di Kota Tegal berlangsung sukses, aman dan lancar. Berikut kami sampaikan sedikit catatan terkait pelaksanaan Muswil, dalam perspektif Hikmah dan Kebijakan Publik.

Pertama, menggembirakan dan membahagiakan banyak pihak Tingkat okupansi semua hotel di kota Tegal penuh, bahkan sampai Brebes dan Slawi kabupaten Tegal. Teman-teman penggembira dari LHKP dan Fordem Berkemajuan beruntung masih kebagian 5 kamar plus extra bed di salah satu hotel Melati kota Tegal dan 2 kamar hotel Berbintang dua di Brebes. Sisanya ditampung di rumah bu Elvy Ketua KPU Kota Tegal. Teman-teman ini hadir secara khusus untuk mengikuti Upacara Pembukaan di GOR Wisanggeni, sebagaimana ribuan penggembira dari berbagai daerah.

Baca Juga : Polisi Gagalkan Pengiriman 256 Botol Arak untuk Bahan Es Moni di Demak
Kedua, sektor UMKM Ekonomi Kreatif mendapatkan berkah Beberapa warung makan, kedai kopi dan pusat oleh-oleh khas Tegal memperpanjang jam pelayanan dan menyiapkan stock tambahan. Kami sempat menikmati sate kambing di salah satu warung jam 01.00, padahal biasanya jam 22.00 sudah tutup.

Pantai Alam Indah kota Tegal, kawasan wisata Guci dan Pantai Purwahamba Indah kabupaten Tegal, serta pusat oleh-oleh diserbu ribuan penggembira setelah selesai upacara pembukaan. Jika seorang penggembira membelanjakan uangnya Rp 100 ribu saja, berapa milyar rupiah tambahan uang beredar selama 3 hari pelaksanaan Muswil di kota Tegal.
Ketiga, wahana silaturahmi warga Muhammadiyah se Jateng.

ADVERTISEMENT

Kami bertemu ribuan kader IPM/IRM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, NA, TSPM dan HW sebagai peserta, peninjau dan penggembira Muswil. Hal ini mengindikasikan keyakinan akan keberlangsungan regenerasi Muhammadiyah di Jawa Tengah semakin terjaga.
Keempat, terpilihnya 13 formatur PWM dan 7 formatur PWA Jawa Tengah.

Dinamika Muswil untuk memilih “Dewa 13” PWM dan “Dewi 7” PWA berlangsung menyenangkan. Bedanya jika di Muswil Aisyiyah berlangsung adem dan bersahaja, sementara Muswil Muhammadiyah ada sedikit “kehangatan relasi demokrasi” (Tim Sukses) beberapa kandidat yang dicalonkan.

Residu Demokrasi
Dari 4 kali pelaksanaan Muswil Muhammadiyah Jawa Tengah, belum pernah kami mengalami dinamika pemilihan Calon Tetap “Dewa 13” PWM Jateng seperti Muswil kali ini. Apa yang kami prediksikan sebelumnya telah terjadi (baca : 13 Hari Jelang Musywil PWM Jateng di jatenginfo.inews atau 13 Hari Menuju Musywil di Muriamu.id). Akibatnya Muswil seperti kontestasi sebuah Partai Politik. Visi, misi dan narasi yang dibangun oleh “Tim Sukses” bukanlah analisa SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Hambatan dan Peluang) terhadap agenda Muhammadiyah Jateng ke depan berdasarkan “isi kepala”, namun justru demokrasi transaksional “banyaknya kepala” di setiap eks karesidenan.
Sependek pengamatan kami di dunia nyata dan maya, munculnya kaukus Solo Raya, Kedu, Banyumas dan Pati beserta jumlah peserta/pemilik suara yang ditransaksikan merupakan fenomena baru di Muhammadiyah Jawa Tengah. Tentu sangat berbeda dengan suasana Muswil Pemuda Muhammadiyah pada masa lalu, ketika memilih calon Ketua Umum secara langsung, sebelum kembali memilih 13 Tim Formatur pada Muktamar PM beberapa waktu lalu di Balikpapan. Hanya karesidenan Semarang dan Pantura yang tidak terdapat koordinator tim sukses “kaukus peserta” berdasarkan daerah/wilayah eks karesidenan.

Baca Juga : Polisi Gagalkan Pengiriman 256 Botol Arak untuk Bahan Es Moni di Demak
Kami sendiri dihubungi beberapa peserta dari beberapa PDM agar datang ke hotel tempat menginap kafilah. Kalimat permintaannya hampir sama yaitu ingin diperkenalkan dengan peserta selaku pemilik suara. Sebagai mantan praktisi politik, tentu kami memahami makna sebuah permintaan itu. Dan kami memilih untuk tidak mendatangi semuanya.
Menjalani amanat sebagai Ketua LHKP PWM Jateng selama 7 tahun, menuntut kami memahami setiap aktivitas politik, simbol-atribut politik dan sikap politik dari para pimpinan, kader dan warga Muhammadiyah se Jawa Tengah. LHKP berusaha bersikap washatiyah, adil, jujur dan terbuka. Apalagi setelah melihat sedikit dan banyaknya spanduk, baliho, rontek yang terpasang dan berasal dari beberapa parpol di sekitar arena Muswil dan GOR Wisanggeni.

Residu demokrasi yang muncul pada Muswil kali ini musti disikapi dengan penuh kehati-hatian dan bijaksana. Tidak “kebablasen” (diluar batas) etika politik organisasi, tetapi juga jangan sampai “babar blas” (tidak sama sekali) mengabaikan fenomena yang faktual. Yang kami khawatirkan jika kejadian ini “dicopas”(ditiru) pada pelaksanaan Musda 35 kabupaten/kota se Jateng.

Tantangan Muhammadiyah Jawa Tengah 5 tahun ke depan sudah di depan mata. Berbagai program kerja hasil Muswil harus diwujudkan sebagai amanat umat Muhammadiyah. Sebagaimana inti 2 pesan pak Busyro Muqodas : “Visi dan Misi tanpa Aksi = Halusinasi” dan “Visi, Misi serta Janji tanpa Realisasi = Ngapusi”.

Selamat menjalankan amanat kepada 13 Calon Tetap PWM dan 7 Calon Tetap PWA Jawa Tengah periode Muktamar ke-48 (2022-2027). Semoga Allah Swt meridhai bapak dan ibu semua sebagai PWM dan PWA Jawa Tengah. Selaku pimpinan dan anggota LHKP-PWM Jateng 2015-2022 kami mohon kerelaan Bapak/Ibu/Saudara memberi maaf atas segala kekurangan kami selama mengemban amanat persyarikatan di Jawa Tengah.
Wallahul musta’an

Weleri, 6 Maret 2023

—*Penulis adalah Mantan Pengurus PWM Jateng–

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *