BUDIDAYA KLANCENG DI PONDOK PESANTREN

#18-BelajarBudidayaKlanceng

Khafid Sirotudin

Suasana pagi yang cukup dingin mengiringi kedatangan kami di kompleks pondok pesantren Al-Huda, Doglo, Candigatak, Cepogo, Boyolali. Bertempat di aula BLK milik Ponpes, 40-an peserta hadir beriringan mengisi absensi dan menerima training kit Pelatihan Dasar Budidaya Klanceng sebagai salah satu program peningkatan life-skill santri, bussines center SMK dan ihtiar meningkatkan kemandirian ekonomi pondok pesantren.

Kami bersama tim mentor dari HIBTAKI merasa berbahagia bisa silaturahmi dan berbagi ilmu pengetahuan dan ketrampilan budidaya klanceng kepada para santri dan alumni Ponpes yang berkenan hadir sebagai peserta. Kami berterimakasih kepada Romo Kyai Haji Habib Ihsanudin, selaku pendiri dan pemimpin Ponpes Al-Huda yang saat ini telah berusia 58 tahun. Sebuah waktu yang cukup lama sebagai bentuk keistiqomahan berkhidmat keluarga besar Ponpes Al-Huda dalam mendidik dan membekali santri putra/putri dalam bidang agama, ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

Kegiatan pembukaan pelatihan diawali dengan melantunkan shalawat nabi khas pesantren yang dipandu salah seorang santri yang telah dipersiapkan. Prakata Ketua Panitia disampaikan Sdr. Imam Mahmudi, santri yang sedang studi S2 Kebijakan Publik di UIN Sunan Kalijogo. Sambutan mewakili YBM PLN oleh mas Wawan dari YBM PLN Solo.

Berkenan memberikan tausiyah dan doa, Romo Kyai Haji Habib Ihsanudin. Dalam tausiyahnya, Romo Kyai Habib memberikan penekanan sambil menyitir beberapa ayat al-Quran dan hadits mutawatir tentang manfaat madu sebagai syifa’ (obat). Beliau juga mewanti-wanti agar peserta pelatihan bersungguh-sungguh belajar dan mempraktekkan ilmu budidaya klanceng agar supaya mendapatkan manfaat kesehatan dan ekonomi bagi santri ketika nantinya terjun berdakwah di tengah masyarakat.

 

“Ekonomi santri kudu bisa kuat lan mandiri, ben imane ora moglak-maglik gampang ilang mergo duit” (Ekonomi santri harus kuat dan mandiri, agar supaya iman terjaga, tidak gampang goyah karena rupiah), pesan Romo Kyai Habib lebih lanjut. Beliau mengakui dan sudah membuktikan khasiat madu klanceng bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.

 

Kami berterimakasih kepada Yayasan Baitul Mal PLN yang telah berkenan memfasilitasi kegiatan pemberdayaan santri, pengembangan life-skill generasi umat dan usaha mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis pondok pesantren. Program Pelatihan Dasar Budidaya Lebah Madu Klanceng kali ini, jika nantinya berhasil baik, akan menjadi salah satu program unggulan yang akan diduplikasi dan dijadikan ‘role-model’ bagi YBM PLN di tempat lain.

 

 

Jamiyyah Klancengiyah

Terdapat tiga pihak yang terlibat dalam Pelatihan Dasar Budidaya Klanceng di Ponpes Al-Huda, Boyolali. Pertama, YBM PLN selaku fund-raising yang memfasilitasi kegiatan dan pemberi program kegiatan. Kedua, Ponpes Al-Huda selaku penerima program, yang menyiapkan peserta/santri, menyediakan lahan untuk budidaya dan fasilitas tempat pelatihan. Ketiga, kami dari HIBTAKI (Himpunan Budidaya Ternak Klanceng Indonesia) selaku pihak yang diminta oleh Ponpes Al-Huda dan YBM PLN untuk memberikan pelatihan dan pendampingan pasca pelatihan selama setahun. Sebuah ta’awun (kerjasama) tripartit yang menggembirakan. Masing-masing pihak berkontribusi secara nyata sesuai tupoksi, wewenang, amanah, hak dan kewajiban yang diembannya.

 

Kami menyebutnya sebagai Jamiyyah Klancengiyah, sebuah tata kelola budidaya klanceng yang berkeadaban, saling asah asih dan asuh. Kami juga bersyukur pada Latsar Budidaya Klanceng kali ini berkenan hadir untuk berbagi ilmu budidaya, dua mentor ‘maestro’ klanceng Jawa Tengah. Mas Widodo dari Klaten dan mas Haris dari Magelang. Juga mas Ossa apoteker/farmakolog alumni Universitas Wahid Hasyim Semarang dan mas Rifqi sarjana pertanian UMY yang selama ini fokus mempelajari vegetasi/tanaman pakan klanceng.

 

Saya sendiri hanya bisa berbagi sedikit ilmu yang sudah kami tekuni selama ini, yakni Budidaya Klanceng di Halaman Rumah. Mas Widodo, SE, alumni UII dan pernah menjabat Kepala Desa 2 periode. Memiliki pengalaman yang cukup panjang sebagai pembolang dan pembudidaya klanceng selama 10 tahun lebih. Banyak ilmu, laku budidaya dan pengalaman sebagai pembolang dari beliau yang kami terima. Terutama hal ihwal budidaya klanceng spesies Tetragonula laeviceps dan Heterotrigona itama.

 

Muhammad Haris, alumnus santri Pondok Pesantren Lirboyo Jatim, pemilik Gubug Lanceng Kebonrejo, Candimulyo Kabupaten Magelang. Pengalaman pribadi terkait khasiat madu klanceng dalam mengobati luka dan patah tulang yang dideritanya akibat laka lantas, telah memberikan spirit untuk berbagi ilmu ternak klanceng yang luar biasa. Sudah 8 tahun lebih mas Haris mengembangkan Gubug Lanceng, sebuah wahana muamalah, ‘majlis ta’lim’ wadah pemberdayaan ekonomi pedesaan dan mengaji bagi ‘preman-preman’ muda desa untuk bertaubat dan berkegiatan ekonomi kreatif.

 

Sependek pengamatan kami, Gubug Lanceng merupakan sebuah model budidaya klanceng berbasis masyarakat lokal/desa yang sangat bagus. Lebih dari 6.000 stup koloni klanceng T. laeviceps yang dipelihara pada kebun-kebun di seluruh desa Kebonrejo, Candimulyo, kabupaten Magelang. Saat ini tidak kurang 300 kilogram madu klanceng yang bisa dipasarkan setiap bulan. Jika madu klanceng T. laeviceps dihargai Rp 400.000 per kilogram, silakan dihitung sendiri berapa omzet warga pegiat Gubug Lanceng bisa didapatkan setahun. Sebuah angka yang mampu menggerakkan ekonomi pedesaan berbasis pertanian. Itu baru dari madu klanceng, belum termasuk pendapatan dari produk non madu yang dihasilkan koloni klanceng dan sektor pertanian lain yang mengiringinya.

 

 

Guyon ala Santri

Pelatihan yang berlangsung secara lesehan semakin merekatkan hubungan kami dengan peserta. Materipun disampaikan oleh para mentor dengan sersan (serius tapi santai) khas pembelajaran ala pesantren tradisional. Apalagi di luar ruangan, hujan turun cukup deras setelah upacara pembukaan hingga waktu Dhuhur tiba, shoima (sholat, istirahat, makan).

 

Penyampaian materi dengan guyon ala santri lebih efektif dan mudah diterima oleh peserta ketimbang kita menyampaikan secara serius ala pembelajaran klasikal pada proses pembelajaran di lembaga pendidikan formal. Meski pelatihan diberikan secara guyon ala santri, namun adab etika dan sopan santun tetap terjaga. Dalam istilah Jawa ‘guyon maton’ (bercanda namun tetap beretika) dan bukan “waton guyon” (asal humor/bercanda). Disinilah kami melihat keunggulan pondok pesantren dalam proses pendidikan. Bahkan dalam sessi praktek juga disampaikan secara santai mengalir laksana air.

 

Untuk pelatihan dasar kali ini, ada 4 materi teori dan 4 praktek yang kami siapkan bagi peserta. Selain praktek uji organoleptik (uji inderawi) madu klanceng dan Apis mellifera, juga praktek pemindahan koloni dari alam (bumbung/bambu) ke stup, praktek penempatan stup koloni pada shelter/rak budidaya serta praktek pemanenan madu. Namun karena waktu sudah cukup sore hanya tiga macam praktek yang bisa dilakukan. Pelatihan selesai menjelang waktu maghrib tiba.

 

Semoga start-up 100 stup koloni klanceng spesies T. laeviceps dan 12 stup T. biroi dari YBM PLN bisa menjadi sarana dan prasarana pembelajaran budidaya bagi santri. Teriring doa dan harapan semoga dengan rahmat Allah Swt budidaya klanceng di Ponpes Al-Huda Boyolali bisa berkembang dengan baik, bermanfaat bagi umat, menjadi sedekah jariyah banyak pihak, serta menjadi sumber rejeki yang halalan thayyiban wasi’an (berkelanjutan). Sekaligus menjadi wujud ibadah bagi semua pihak yang terlibat dalam menjalani titah-Nya : hablu-mina-Allah, hablu mina-naas dan hablu minal-alam. Wallahu’alam.

 

Sudahkah minum madu klanceng hari ini ?

 

 

Pagersari, 29 Maret 2022

*) Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng, Pemerhati Pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *