Suara adzan dengan merdu penuh hidmat melantun dari loud-speaker masjid Al-Amanah di salah satu kompleks perumahan Gergunung, Klaten Utara. Menandakan waktu dzuhur tiba dan ada Jum’atan di sana.
Tidak sebagaimana biasanya kami pernah mengikuti jumatan di masjid dengan kapasitas 200-an jamaah ini. Setiap jamaah yg mau masuk masjid secara disiplin mencuci tangannya dg hand-soap yg ada di salah satu sisi masjid. Begitu juga di tempat wudhu disediakan bagi jamaah yg belum mensucikan diri atau batal wudhunya dr rumah.
Pemandangan lainnya adalah shaft yang melebar sampai teras dan menyisakan sedikit ruang untuk jamaah perempuan. Ya para jamaah sudah paham dan sadar akan pentingnya _’social and physical distancion’_ di tengah wabah corona. Masing-2 makmum “membuat jarak yg cukup” waktu mendengarkan khotbah dan melaksanakan shalat. Bahkan sebagian jamaah terlihat memakai masker, termasuk imam shalat Jumat. Khotbah disampaikan dengan lebih singkat. Khotbah pertama dan kedua lebih kurang hanya 10 menit.
Kami hampir mengenal sebagian besar jamaah yang ikut Jumatan siang ini. Hanya beberapa orang saja, dengan hitungan jari tangan, yang saya tahu mereka tidak bertempat tinggal sebagai mukimin di kompleks perumahan dimana masjid berada, termasuk saya. Ditutupnya 3 portal akses jalan masuk kompleks perumahan sejak wabah corona mendera, semakin mengukuhkan salah satu ihtiar kolektif warga kompleks untuk menyaring dan membatasi masuknya orang luar.
Sebuah akhlaq sosial yang berkeadaban.
Jumatan berlangsung lebih singkat. Sang Imam-pun lebih memilih membaca surat pendek dari juz amma dalam memimpin shalat Jumat berjamaah. Setelah selesai dan dzikir sebentar, sebagian makmum melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat. Tanpa bersalam-salaman sebagaimana biasanya. Namun _”saling salam”_ dengan anggukan kepala dan senyuman antar jamaah sudah cukup mengisyaratkan adanya kedekatan hati dan saling mendoakan diantara jamaah.
Secara tertib jamaah pulang dari masjid. Dan masya Allah, ternyata ada jamaah yang sedekah _”nasi bungkus”_ yang diletakkan di teras masjid. Kamipun ambil sebungkus dan rasanya nikmat sekali buat _brunch_ ataupun _lunch_ di rumah. Nasi goreng rempah plus sate jamur 2 tusuk.
_“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.”_ (HR. Imam Baihaqi).
Wallahua’lam
_Klaten, Jumat Legi 10 April 2020_