SECARA umum Musyawarah Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah telah berlangsung sukses, aman dan nyaman pada Jumat-Minggu, 3-5 Maret 2023.
Lokasi Muswil Muhammadiyah di Auditorium Sangrila hotel Premier dan Aisyiyah di hotel Bahari Inn kota Tegal. Dr. KH. Tafsir, M.Ag terpilih kembali sebagai nahkoda PWM Jateng dan Dr. Hj. Eni Winaryati sebagai nahkoda baru PWA Jateng periode Muktamar 48 (2022-2027).
Sebagai UPP (Unit Pembantu Pimpinan) PWM Jateng, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) ingin mengakhiri masa pengabdian dengan husnul khatimah.
Kami (Saya dan Lukman Hakim) selaku Ketua dan Sekretaris LHKP sudah melaporkan semua kegiatan selama 7 tahun masa khidmat 2015-2022.
Alhamdulillah semua peserta Muswil menerima dalam Sidang Pleno dan tidak terdapat catatan khusus maupun pertanyaan lain terkait laporan kami.
Sebagai Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik tentu kami menyadari jika setiap event permusyawaratan (munas, kongres, muswil, musda, dll) organisasi masyarakat, sosial, budaya, profesi apalagi partai politik pasti memiliki relasi demokrasi tersendiri.
Apalagi saat ini Muhammadiyah Jawa Tengah memiliki ribuan AUM Pendidikan (TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, Ponpes/MBS, PTM), ratusan AUM sosial (PAYM, PA Lansia), 50-an RSMA/Poliklinik Pratama, 80-an Kantor Layanan LAZISMu dengan total aset hampir Rp 7 Trilyun (perkiraan kami). Kami ucapkan terimakasih kepada Pemkot Tegal, Ormas dan Parpol yang telah membuat aneka baliho, spanduk, umbul-umbul dan karangan bunga “mangayubagyo” (menyemarakkan) Muswil.
Rasa terimakasih kami kepada semua pihak, terutama penggembira Muswil dari berbagai daerah/cabang/ranting dan panitia pelaksana, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan biaya dalam mensukseskan Muswil.
Kami juga menghaturkan rasa bangga kepada Panitia Pemilihan yang bekerja secara profesional menghadirkan sistem pemilihan E-Voting pertama secara berkeadaban, presisi dan mandiri.
Kami berterima kasih pula kepada seluruh panitia pelaksana dan relawan PDM Kota Tegal yang semangat bekerja pagi-siang-malam.
Tak ketinggalan saudara Mizan Ketua LHKP-PDM Kota Tegal yang telah mencetak dan memasang 17 spanduk berbagai ukuran di berbagai lokasi Muswil Aisyiyah dan Muhammadiyah serta beberapa sudut kota Tegal.
Lukman Hakim Sekretaris LHKP ketika dimintai ijin terkait isi spanduk atas nama LHKP Jateng hanya komentar singkat : “jika parpol dan ormas lain boleh memasang spanduk, mosok LHKP dilarang memasang”.
Secara umum pelaksanaan Muswil di Kota Tegal berlangsung sukses, aman dan lancar.
Berikut kami sampaikan sedikit catatan terkait pelaksanaan Muswil, dalam perspektif Hikmah dan Kebijakan Publik.
Pertama, menggembirakan dan membahagiakan banyak pihak.
Tingkat okupansi semua hotel di kota Tegal penuh, bahkan sampai Brebes dan Slawi kabupaten Tegal.
Teman-teman penggembira dari LHKP dan Fordem Berkemajuan beruntung masih kebagian 5 kamar plus extra bed di salah satu hotel Melati kota Tegal dan 2 kamar hotel Berbintang dua di Brebes. Sisanya ditampung di rumah bu Elvy Ketua KPU Kota Tegal.
Teman-teman ini hadir secara khusus untuk mengikuti Upacara Pembukaan di GOR Wisanggeni, sebagaimana ribuan penggembira dari berbagai daerah.
Kedua, sektor UMKM Ekonomi Kreatif mendapatkan berkah.
Beberapa warung makan, kedai kopi dan pusat oleh-oleh khas Tegal memperpanjang jam pelayanan dan menyiapkan stock tambahan.
Kami sempat menikmati sate kambing di salah satu warung jam 01.00, padahal biasanya jam 22.00 sudah tutup.
Pantai Alam Indah kota Tegal, kawasan wisata Guci dan Pantai Purwahamba Indah kabupaten Tegal, serta pusat oleh-oleh diserbu ribuan penggembira setelah selesai upacara pembukaan.
Jika seorang penggembira membelanjakan uangnya Rp 100 ribu saja, berapa milyar rupiah tambahan uang beredar selama 3 hari pelaksanaan Muswil di kota Tegal.
Ketiga, wahana silaturahmi warga Muhammadiyah se Jateng.
Kami bertemu ribuan kader IPM/IRM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, NA, TSPM dan HW sebagai peserta, peninjau dan penggembira Muswil.
Hal ini mengindikasikan keyakinan akan keberlangsungan regenerasi Muhammadiyah di Jawa Tengah semakin terjaga.
Keempat, terpilihnya 13 formatur PWM dan 7 formatur PWA Jawa Tengah.
Dinamika Muswil untuk memilih “Dewa 13” PWM dan “Dewi 7” PWA berlangsung menyenangkan.
Bedanya jika di Muswil Aisyiyah berlangsung adem dan bersahaja, sementara Muswil Muhammadiyah ada sedikit “kehangatan relasi demokrasi” (Tim Sukses) beberapa kandidat yang dicalonkan.
Dari 4 kali pelaksanaan Muswil Muhammadiyah Jawa Tengah, belum pernah kami mengalami dinamika pemilihan Calon Tetap “Dewa 13” PWM Jateng seperti Muswil kali ini.
Apa yang kami prediksikan sebelumnya telah terjadi (baca : 13 Hari Jelang Musywil PWM Jateng di jatenginfo.inews atau 13 Hari Menuju Musywil di Muriamu.id).
Akibatnya Muswil seperti kontestasi sebuah Partai Politik. Visi, misi dan narasi yang dibangun oleh “Tim Sukses” bukanlah analisa SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Hambatan dan Peluang) atas agenda Muhammadiyah Jateng ke depan berdasarkan “isi kepala”, namun justru demokrasi transaksional “banyaknya kepala” di setiap eks karesidenan.
Sependek pengamatan kami di dunia nyata dan maya, muncul kaukus Solo Raya, Kedu, Banyumas dan Pati. Beserta jumlah peserta/pemilik suara yang dinegosiasikan adalah fenomena baru Muswil Muhammadiyah Jawa Tengah.
Tentu sangat berbeda dengan suasana Muswil Pemuda Muhammadiyah (PM) masa lalu, ketika calon Ketua Umum dipilih secara langsung, sebelum “kembali ke jalan yang benar” memilih 13 Calon Tetap Tim Formatur.
Sebagaimana Muktamar PM beberapa waktu lalu di Balikpapan.
Kaukus peserta Muswil berbasis eks wilayah karesidenan gabungan beberapa kabupaten-kota.
Terkecuali 2 karesidenan : Semarang dan Pekalongan (pantura) yang tidak terdapat tim sukses “kaukus peserta”.
Saya pribadi sebagai salah satu calon PWM, pernah dihubungi beberapa peserta dari beberapa PDM agar datang ke hotel tempat menginap kafilah.
Kalimat permintaannya hampir sama yaitu ingin diperkenalkan dengan peserta selaku pemilik suara.
Sebagai mantan praktisi politik, tentu kami memahami makna sebuah permintaan itu.
Dan kami memilih untuk tidak mendatangi semuanya.
Menjalankan amanat sebagai Ketua LHKP PWM Jateng selama 7 tahun, menuntut kami memahami setiap aktivitas politik, simbol-atribut politik dan sikap politik dari para pimpinan, kader dan warga Muhammadiyah se Jawa Tengah.
LHKP berusaha bersikap washatiyah, adil, jujur dan terbuka. Apalagi setelah melihat sedikit dan banyaknya spanduk, baliho, rontek yang terpasang dan berasal dari beberapa parpol di sekitar arena Muswil dan GOR Wisanggeni.
Residu demokrasi yang muncul pada Muswil kali ini musti disikapi dengan penuh bijak dan kehati-hatian.
Tidak “kebablasen” (diluar batas) norma-etika politik organisasi, tetapi juga jangan sampai “babar blas” (tidak sama sekali) mengabaikan fenomena yang faktual.
Yang kami khawatirkan jika kejadian ini “dicopas”(ditiru) pada pelaksanaan Musda 35 kabupaten/kota se Jateng.
Tantangan Muhammadiyah Jawa Tengah 5 tahun ke depan sudah di depan mata.
Berbagai program kerja hasil Muswil harus diwujudkan sebagai amanat umat Muhammadiyah.
Sebagaimana inti 2 pesan pak Busyro Muqodas : “Visi dan Misi tanpa Aksi = Halusinasi” dan “Visi, Misi serta Janji tanpa Realisasi = Ngapusi”.
Selamat menjalankan amanat kepada 13 Calon Tetap PWM dan 7 Calon Tetap PWA Jawa Tengah periode Muktamar ke-48 (2022-2027).
Semoga Allah Swt meridhai bapak dan ibu semua sebagai PWM dan PWA Jawa Tengah.
Selaku pimpinan dan anggota LHKP-PWM Jateng 2015-2022 kami mohon kerelaan Bapak/Ibu/Saudara memberi maaf atas segala kekurangan kami selama mengemban amanat persyarikatan di Jawa Tengah.
Wallahul musta’an
Weleri, 6 Maret 2023
Khafid Sirotudin, Ketua LHKP-PWM Jateng 2015-2022