Muhammadiyah Dorong UMKM di Jateng Berkembang

Potensi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) warga Muhammadiyah di Jawa Tengah sangat tinggi.

Karenanya melalui Lembaga Pengembangan UMKM PW Muhammadiyah Jateng dan Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PW ‘Aisyiyah Jateng, bersinergi untuk mendorong UMKM di Jateng berkembang.

Hal diungkapkan Ketua LP UMKM PWM Jateng Khafid Sirotudin, saat Rakerwil Lembaga Pengembang UMKM PWM Jateng dan Rakorwil Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PW ‘Aisyiyah Jateng, di Hotel Grasia Semarang, Jumat (6/10).

Dalam acara bertema “Inklusi UMKM Muhammadiyah dan Pengembangan Ekonomi Perempuan Berkemajuan” itu, Khafid mengatakan, pelaku UMKM di Jateng adalah terbesar kedua di Indonesia, setelah Jawa Barat.“Jawa Tengah ada 1,45 juta UMKM, di bawah Jawa Barat yang mencapai 1,5 juta. Posisi Jateng masih di atas Jatim yang hanya 1,41 juta. Ditambah dengan DIY maka keempat provinsi ini sudah mencapai 30 persen UMKM di Indonesia,” kata Khafid.

Khafid mengungkapkan, kebanyakan pelaku UMKM adalah perempuan dan lewat kegiatan tersebut pihaknya akan melakukan pendataan UMKM Muhammadiyah.

“Ini kan kita masih pendataan. Kalau jumlah UMKM di Jawa Tengah ada 1,45 juta, maka insya allah 10 persennya dari Muhammadiyah, atau sekitar 145 ribu UMKM,” katanya.

Karena itu, lanjut dia, untuk pengembangan usaha, pihaknya menjalin kerja sama dengan LP UMKM PWM Jatim dan DIY, serta dengan industry mitra bisnis.

“PWM Jawa Timur punya produk unggulan sepatu. Kemudian kita Jawa Tengah punya produk kasur, nanti kita bisa jadi distributor sepatu dan sebaliknya. Begitu di Yogyakarkan, sukses mengembangkan event organizer dengan menyewaka stand, maka kita bisa kerja sama,” katanya.

Sekretaris LP UMKM Lenny Ratih Agustin, menambahkan, dalam kegitan Rakorwil MEK PW Aisyiyah Jateng, bertujuan untuk membuat Aisyiyah semakin mengembangkan diri dalam usaha.

“MEK Aisyiyah memang sudah lama berdiri. Kita ingin bekerja sama dengan LP-UMKM, agar Aisyiyah bisa selalu mengembangkan diri. Karena banyak warga Aisyiyah yang menjadi penggerak UMKM,” ujar Leni.

Namun menurut Leni, banyak warga Aisyiyah kurang memahami tentang pendampingan untuk legalitas, peningkatan produk agar naik kelas, dan perpajakan.

Baca Juga: Rugikan Negara Hingga Ratusan Miliar Rupiah, Sikap Antikorupsi Perlu Ditanamkan Sejak Dini

“Ketika LP UMKM PWM mempunyai program yang kami lihat itu bisa untuk sinergi, maka kami langsung bekerja sama supaya bisa mengembangkan usaha bersama,” katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng Teguh Hadi Nugroho yang hadir mewakili Pj Gubernur Jateng, menyampaikan, tahun 2023 Pemprov Jateng membina sebanyak 183.181 UMKM.

Dari pelaku usaha kecil tersebut, menurut dia, mampu menyerap 1.337.136 tenaga kerja. Total nilai aset mencapai Rp 38 triliun dan omset Rp 68 triliun.

“UMKM memiliki peran sangat penting dalam memajukan perekonomian negara. Sektor usaha ini mampu meningkatkan ketahanan ekonomi dan meningkatkan kohesi sosial,” katanya.

Karenanya, menurut Teguh, Pemprov terus mengembangkan UMKM secara massif. Di antaranya melalui pengembangan aplikasi Blangkon Jateng yang memfasilitasi UMKM dalam menyediakan barang dan jasa untuk pemerintah.

“Kami senang dengan apa yang dilakukan kawan-kawan LP UMKM PW Muhammadiyah pada hari ini. Yakni mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *