Saudara Zaenal, anggota PCM Tegal Barat, menghubungi via HP ketika kami melewati pintu keluar jalan Tol Slawi. Waktu menunjukkan pukul 08.10 WIB, cukup 10-15 menit untuk sampai kantor Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Sesuai undangan acara Pengukuhan PC Muhammadiyah dan Aisyiyah Tegal Barat dimulai jam 08.30 WIB.
Saya bersyukur sekarang ada jalan Tol Trans Jawa. Dari pintu masuk Weleri sampai exit tol Slawi hanya berjarak 110,2 km, dengan tarif Rp 121.500 dan waktu tempuh 70-90 menit. Sebelum ada jalan tol, waktu tempuh Weleri menuju Tegal bisa 3 hingga 4 jam. Pilihan lainnya naik Kereta Api dari Stasiun Weleri ke Stasiun Tegal, dengan waktu tempuh 90 hingga 108 menit dan harga tiket Rp 90.000 sampai Rp 240.000 tergantung jenis dan kelas KA. Kali ini kami memilih membawa mobil sendiri karena mau mampir ke rumah ustadz Margo di Wiradesa dan beberapa keperluan di Pekalongan.
Pengukuhan PCM Tegal Barat yang diketuai Kisbianto dilakukan Moh. Fajar dan sambutan pengarahan oleh Khamdan Basyir dari PDM Kota Tegal. Sedangkan PCA yang diketuai ibu Hj. Dewi Kartika dilakukan oleh Wakil Ketua PDA, ibu Hj. Tuti Alawiyah, M.Si. Ketua PDM dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes. turut hadir belakangan karena pada waktu yang sama ada Pengukuhan PCM/PCA Tegal Timur 1 dan Tegal Timur 2. Turut menyaksikan dari Forkompimcam dan utusan dari PRM/PRA yang berjumlah 150-an orang.
Dari backdrop yang terpasang, ada yang menggelitik pikiran saya. Terlihat jelas adanya logo cafe warna orange dengan latar sinar matahari warna hijau. Dari sambutan Ketua PCM Tegal Barat, saya baru tahu bahwa itu logo Cafe KL (Kantor Layanan), salah satu unit bisnis rintisan KL LAZISMu Tegal Barat yang baru dibuka beberapa hari lalu. Sebuah ihtiar ekonomi produktif dengan memanfaatkan sebagian dana filantropi hasil pengumpulan zakat, infaq dan sedekah.
Sejalan dengan program kerja Lembaga Pengembang UMKM (LP-UMKM) Jawa Tengah yang diamanatkan kepada kami. Yakni menumbuhkan sociopreneurship di kalangan persyarikatan dan umat dengan mengoptimalkan dana ZIS secara produktif. Berupa pemanfaatan _”idle money, idle cash, idle funds”_ yang telah dihimpun oleh LAZISMu dan LAZ tersertifikasi lain, maupun dana milik masjid dan mushola.
Saya pernah menjumpai laporan keuangan di papan pengumuman salah satu masjid Jami’ di sebuah desa yang memiliki _idle cash”_ sampai Rp 200 juta. Sementara sebagian jamaahnya justru banyak yang terjerat _”Bank Plecit atau Rentenir”_ untuk modal kerja jualan makanan keliling atau warung makan. Sebuah kondisi paradoks pelaku UMKM di pedesaan. Mereka pada umumnya kurang “bankable” dan belum memiliki akses permodalan yang memadai.
Berangkat dari realitas tersebut, maka pada Rapat Kerja Wilayah LP-UMKM PWM Jawa Tengah pada hari Jumat – Ahad, tanggal 6 – 8 Oktober 2023 di hotel Grasia Semarang permasalahan itu kami angkat dalam 2 sessi. Dengan menghadirkan LAZISMu, BAZNAS, BWI dan beberapa Lembaga Keuangan Mikro Syariah (BMT/KJKS). Kami juga menghadirkan Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Jateng Syariah, Bank Mandiri dan Bank Muamalat terkait akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM di Jawa Tengah.
Jawa Tengah memiliki pelaku UMKM terbesar kedua di Indonesia, sebanyak 1,45 juta unit dengan sebagian besar (perkiraan 60 sd 70%) pelakunya adalah perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga. LP-UMKM menggandeng Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PW Aisyiyah Jateng, MEBP (Majelis Ekonomi, Bisnis dan Patriwisata) PWM, beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), dan Majelis/Lembaga UPP lain untuk bersinergi mengembangkan UMKM di Jateng. Juga stakeholders lain di luar Muhammadiyah yang konsen terhadap UMKM di Jawa Tengah.
Kami memperkirakan sekitar 10 persen dari 1,45 juta unit UMKM di Jawa Tengah adalah UMKM yang ada di lingkungan Muhammadiyah. Saat ini kami baru menyiapkan sistem yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya pendataan UMKM, katalog produk, akses pasar, networking, market place, iklan dan klinik UMKM. Sementara sebagian LP-UMKM Daerah sudah ada yang memulai pendataan pelaku dan produk dari bawah. Diharapkan nantinya LP-UMKM PWM Jawa Tengah memiliki Data shahih dan tunggal tentang profil pelaku, produk, jenis dan kapasitas, legalitas, standarisasi dan sertifikasi produk UMKM di lingkungan persyarikatan yang terhimpun ke dalam PUPUKMu (Perhimpunan Pelaku Usaha Kecil dan Menengah Muhammadiyah) Jawa Tengah.
LP-UMKM PWM Jawa Tengah juga sedang berihtiar mencari format dan desain “scale-up” yang pas untuk Business Center SMK Muhammadiyah dan Koperasi Sekolah/Guru/Karyawan Sekolah Menengah (SMA/SMP/MA/MTs) Muhammadiyah se Jawa Tengah. Bersinergi dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Diksdasmen) PW Muhammadiyah. Sebagaimana kita mafhum banyak Business Center SMK yang belum optimal pengelolaanya sebagai Unit Bisnis SMK. Maupun Koperasi Sekolah yang hampir selalu ada dan berdiri di tiap sekolah tapi belum maksimal dalam tata kelolanya.
Bukankah Koperasi kita cita-citakan bersama mampu menjadi Soko Guru perekonomian nasional sebagaimana amanat Pendiri Bangsa dan secara eksplisit tertulis dalam Konstitusi UUD 1945? Langkah strategis Muhammadiyah membentuk LP-UMKM, sebagaimana hasil Muktamar ke-48 di Solo tahun 2022, dapat memberikan keuntungan dan manfaat (profit and benefit) yang optimal bagi bangsa, masyarakat, umat dan warga persyarikatan. Semoga.
Wallahua’lam
Ahad Kliwon, 1 Oktober 2023
*) Ketua LP-UMKM PWM Jawa Tengah