#24-BelajarBudidayaKlanceng
Khafid Sirotudin
Hari ini, Jumat Legi 20 Mei tahun 2022 adalah Hari Lebah Sedunia. Hari Lebah Sedunia (World Bee Day/WBD) diperingati dan dan ditetapkan pertama kali oleh Sidang Umum PBB pada 20 Mei 2018. Pemerintah Slovenia yang mengajukannya pada Desember 2017. Dipilihnya tanggal 20 Mei bertepatan dengan kelahiran Anton Jansa, warga Slovenia pelopor budidaya lebah modern pada tahun 1734.
Tahun ini peringatan Hari Lebah Sedunia bertema “Bee Angaged: Celebrating the Diversity of Bees and Beekeeping Systems”. Tema tersebut mengandung pesan betapa penting pengetahuan dan pemahaman orang tentang budidaya lebah beserta pemanfaatan keragaman produk dari lebah. Madu, bee-pollen/bee bread, propolis, bee wax, bee venom dan royal jelly beserta produk olahan dan turunannya.
Tema WBD tahun 2022 juga terkait dengan peran penting lebah sebagai agen utama penyerbukan bagi 70 persen lebih tanaman pangan di dunia. Maknanya, saat spesies lebah punah maka pasokan pangan bagi manusia akan punah, serta pada akhirnya manusia akan punah pula tanpa ketersediaan pangan yang aman, cukup, bergizi, beragam dan seimbang. Sebab walaupun terdapat spesies lain yang dapat melakukan penyerbukan (tawon, kumbang, semut, kupu-kupu, dll), namun lebah tetap menjadi hewan utama yang melakukan penyerbukan.
Fungsi Lebah
Lebah adalah hewan penyerbuk (pollinator). Fungsi utama lebah bagi aneka tanaman adalah membantu proses menyebarkan benang sari bunga. Tanpa adanya bantuan pollinator seperti lebah, maka bunga-bunga tentu mengalami kesulitan, ‘hil yang mustahal’ untuk melakukan proses penyerbukan. Lebah dan hewan penyerbuk lainnya tidak hanya bekerja membantu tanaman menghasilkan makanan bagi manusia dan hewan lainnya, tetapi juga membuat aneka tumbuhan berbunga dan membuat rantai ekosistem bumi semakin indah.
Konon di dunia ini terdapat 20.000 spesies lebah yang membantu penyerbukan beragam tanaman. Lebah memegang peranan sangat penting pada proses penyerbukan dalam rantai makanan ekosistem. Meskipun penyerbukan bisa dilakukan oleh burung, kelelawar dan angin, akan tetapi koloni lebah membantu proses penyerbukan dalam skala yang paling besar. Proses penyerbukan (polinasi) merupakan Sunatullah dalam reproduksi tumbuh-tumbuhan. Tidak seperti manusia atau hewan, beragam pepohonan dan tumbuhan sangat membutuhkan agen lain (agen hayati dan non hayati) untuk berkembang biak.
Polinasi adalah berpindahnya dan bertemunya serbuk sari (pollen) dari bagian bunga jantan ke bagian bunga betina (kepala putik). Lebah adalah aktor utama yang melakukan polinasi (pollinator). Lebah disebut juga hewan nektivora, yaitu hewan herbivora yang hanya memakan nektar. Nektivora lainnya yakni kupu-kupu, posu-madu dan burung kolibri.
Hubungan atau interaksi puluhan ribu spesies lebah dengan puluhan ribu aneka tanaman merupakan simbiosis mutualisme. Sebuah bubungan dua makhluk hidup yang saling menguntungkan. Melalui proses penyerbukan lebah mendapatkan nektar dari bunga (floral) dan ketiak daun (ekstra floral) untuk diolah menjadi madu, setelah difermentasi di perut lebah. Sedangkan tanaman terbantu penyerbukannya, sehingga bunga tanaman bisa berproses menjadi buah, sayuran dan aneka bahan pangan dan bahan baku sandang untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Melalui jasa lebah, aneka tanaman bisa menjaga keberlangsungan populasinya secara generatif.
Hablu minal alam
Hubungan simbiosis mutualisme seharusnya menjadi pertimbangan utama interaksi manusia dengan lebah dan tanaman. Manusia membutuhkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan bahan pangan (makanan dan minuman). Sementara tanaman sangat membutuhkan peran lebah sebagai pollinator utama proses penyerbukan.
Pola hubungan manusia dengan Allah Tuhan semesta alam serta makhluk hidup lainnya (hewan dan tanaman) sudah seharusnya berjalan sesuai hukum alam atau Sunatullah. Hukum alam setidaknya memiliki beberapa ciri utama, yaitu : absolutely (mutlak), exactly (pasti), objective (keseimbangan/keadilan) dan evolutif (berproses).
Hubungan manusia dengan Tuhan berwujud sesembahan, sembahyang, kepatuhan dalam menjalankan ibadah dan berbagai amal shalih. Hubungan manusia dengan manusia berupa cinta kasih, saling asah, asih dan asuh. Hubungan manusia dengan hewan dan tanaman berupa saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling menjaga keseimbangan, keadilan dan menghindari berbuat dzalim (tidak adil/serakah). Masyarakat Bali menyebut pola hubungan manusia-Tuhan-makhluk hidup lain sebagai “Trihita Karana”.
Sudahkah minum madu klanceng hari ini?
Tegalmulyo, 20 Mei 2022.
*) Pemerhati Pangan, Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng