#14-BelajarBudidayaKlanceng
Khafid Sirotudin
Albert Einstein menyatakan : “Jika lebah menghilang dari permukaan bumi, manusia hanya punya sisa waktu hidup empat tahun lagi”.
Mengapa penemu Teori Relativitas itu begitu yakin ketika mengemukakan pernyataan ‘kontroversial’ itu? Karena Einstein (lahir 1879, meninggal 1955) ternyata sangat mengerti bahwa peran lebah dalam kehidupan di muka bumi tidak hanya soal menghasilkan madu.
Prof. Keith S. Delaplane, pakar entomology (ahli yang mempelajari serangga) dari University of Georgia Amerika Serikat pernah menulis : ‘Hancurnya koloni lebah tidak hanya merugikan peternak lebah. Hal terpenting bukanlah madu, melainkan penyerbukan dan pasokan pangan bagi manusia’. Sebagaimana kita tahu bahwa 80-90 persen tanaman hortikultura (buah-buahan dan sayuran) serta beragam tanaman bunga membutuhkan bantuan lebah sebagai hewan penyerbuk (pollinator).
Lebah dan pangan
Manusia membutuhkan pangan yang bernutrisi. Ada 7 unsur nutrisi pangan yang dibutuhkan kita sehari-hari, yaitu: air, karbohidrat, vitamin, mineral, protein, lemak dan serat. Selain cukup (jumlah dan jenis), pangan yang kita konsumsi sehari-hari haruslah aman, bermanfaat untuk tubuh, seimbang dan tidak bertentangan dengan agama/keyakinan masing-masing. Memang tanaman gandum dan padi sebagai sumber karbohidrat relatif tidak membutuhkan bantuan lebah. Namun beragam tanaman pangan lain yang mengandung air, vitamin, mineral, protein, lemak dan serat membutuhkan peran utama lebah sebagai hewan penyerbuk. Sisanya dilakukan oleh kumbang, semut, kupu-kupu dan serangga lainnya.
S.E. Mc. Gregor, seorang Entomologis menyatakan : “Sepertiga dari makanan kita, langsung atau tidak langsung bergantung pada produk tanaman yang diserbuki oleh serangga. Lebah madu berperan atas tiap gigitan ketiga dari makanan yang kita kunyah” (Insect Pollination of Cultivated Crops Plants, 1976). Populasi lebah yang gagal bertahan pada musim dingin tahun 2011 di Amerika Serikat meningkat dari 10% menjadi 30-35%. Bahkan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama pernah mengalokasikan dana riset tentang lebah madu hingga sebesar USD 82,5 juta. Sedangkan berdasarkan survey pada tahun 2019, jumlah lebah madu yang tersisa di Amerika hanya ada 3,5 juta ekor. Nampaknya serangga kecil ini mulai menyadari atas ketidakbaikan lingkungan akibat kecerobohan dan kedzaliman manusia memperlakukan lingkungan hidup dan alam semesta.
Setidaknya terdapat 3 faktor utama penyebab menurunnya populasi lebah, yaitu : penggunaan pestisida dan pupuk kimia, perubahan iklim serta meningkatnya hama dan penyakit yang menyerang lebah madu. Bagaimana dengan kondisi perlebahan di Indonesia ? Menurut informasi yang kami peroleh, terjadi penurunan populasi lebah madu (Apis dorsata, Apis cerana, Apis Florea dan Klanceng) sekitar 50 persen lebih dalam 3 dasawarsa terakhir.
Selain ketiga faktor diatas, laju penurunan populasi lebah madu di Indonesia disebabkan oleh laju deforestasi yang kurang terkendali, karhutla (kebakaran hutan dan lahan) dan konversi lahan pertanian ke non pertanian yang massif.
Aksi kita
Betapa pentingnya menjaga lebah dari kepunahan. Sebab kepunahan koloni lebah merupakan tanda dan isyarat alam (alarm) bagi kelangsungan makhluk hidup di muka bumi. Meski ancaman kepunahan lebah menjadi kabar buruk, namun kita dapat beramal shalih dengan mengambil peran dan aksi nyata bagi kelangsungan hidup lebah madu untuk penyelamatan lingkungan. Beberapa langkah nyata yang dapat kita lakukan, antara lain :
Pertama, berhenti menggunakan pupuk dan pestisida yang membahayakan lingkungan. Pemakaian pupuk dan pestisida kimia sintetis sudah harus disudahi. Kita bisa melakukan dengan jalan mengurangi dan mulai mengganti pupuk dan pestisida organik secara bertahap namun pasti dan konsisten. Apa yang pernah menjadi program pemerintah di era SBY berkuasa “Go Organik 2023” sangat layak untuk didukung dan diwujudkan oleh semua pihak.
Kedua, menanam lebih banyak pohon dan tanaman pakan lebah. Selain menghasilkan oksigen yang dibutuhkan manusia, tanaman pakan lebah menghasilkan NePoReA (Nektar, Pollen, Resin dan Air) yang dibutuhkan lebah madu. Kita tambah dan ganti tanaman yang tidak menghasilkan NPR dengan vegetasi yang dibutuhkan lebah madu. Jika halaman rumah kita sempit, bisa menanam aneka tanaman pada pot, polibag dan planters bag. Dapat juga memanfaatkan ember dan kaleng bekas cat maupun limbah rumah tangga lainnya (re-use dan recycle). Pohon yang ditanam langsung ke dalam tanah adalah biopori yang paling baik.
Ketiga, memelihara 3-10 stup koloni klanceng di teras/pekarangan/halaman rumah. Dengan memelihara beberapa koloni klanceng kita sudah menebar manfaat bagi penyelamatan lingkungan serta melindungi punahnya kehidupan lebah di bumi.
Keempat, membeli dan konsumsi madu murni atau madu asli. Baik madu yang dihasilkan oleh ‘Apis sp’ (stingbee) maupun ‘Trigona sp. (stingless-bee/klanceng). Kita bisa membeli ke peternak lebah madu yang dekat tempat tinggal. Atau membeli ke tempat saudara dan teman yang memelihara lebah madu. Selain berbagi rejeki dan menjalin silaturahmi, sekaligus memotivasi dan membantu mereka untuk terus berkhidmat melakukan budidaya lebah madu.
Kelima, jangan memberi air gula/sirupan pada koloni lebah madu. Dengan memberi larutan air gula/sirup/fruktosa cair sintetis membuat lebah tergantung dengan manusia. Koloni lebah menjadi malas menjalankan titah-Nya mengambil nektar dari berbagai tanaman. Madu yang dihasilkan menjadi lebih tidak baik bagi tubuh, kurang berkualitas, an-organik serta sangat mungkin merubah struktur genetik lebah madu (DNA/RNA). Kalaupun terpaksa memberikan makanan tambahan disaat musim paceklik atau ketika tanaman penghasil nektar kurang memenuhi kebutuhan, maka kita bisa memberikan Air Madu. Sebab madu yang dihasilkan koloni lebah pada hakekatnya milik koloni lebah sebagai cadangan logistik koloni disaat paceklik. Sebagai pembudidaya klanceng, kita tidak boleh dzalim dengan menghabiskan semua madu yang ada di dalam stup. Sisihkan setidaknya 10% dari jumlah madu yang ada di dalam pot-pot madu stup koloni klanceng. Anggap saja sebagai zakat pertanian atas budidaya klanceng yang kita pelihara.
Keenam, sediakan tempat istirahat yang nyaman. Setiap pagi sampai sore/petang hari, koloni klanceng pekerja (female stingless-bee worker) terbang pulang pergi ‘wira-wiri’ dari sarang ke berbagai tanaman yang menghasilkan nektar, pollen, resin dan air. Sediakan penampan kecil yang dilandasi tisu. Siram dengan air minum secukupnya. Bisa juga ditambahkan madu murni/asli (Apis sp. atau Trigona sp./Klanceng). Formulanya 10 gram madu asli dicampur dengan 50-60 cc air. Air madu disiramkan ke dalam penampan secara bertahap, terukur, secukupnya dan jangan berlebihan. Koloni klanceng pasti akan mengambil apa-apa yang dibutuhkan koloni seperlunya saja. Tidak mungkin berlebihan.
Dengan memelihara klanceng di halaman rumah, kita sudah aktif berpartisipasi menjaga lingkungan hidup. Dengan budidaya klanceng kita sudah mempraktekkan green economy, melakukan aksi nyata menahan laju percepatan terjadinya _”kiamat”_ bagi bumi. Budidaya klanceng itu mudah, murah, aman, manfaat, menguntungkan dan pro lingkungan.
Sudahkan minum madu klanceng hari ini ? Wallahu’alam
Tegal Mulyo, 8 Maret 2022
*) Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng, Pemerhati Pangan.