#07-BelajarBudidayaKlanceng
Khafid Sirotudin
Sebagaimana kita tahu bahwa semua hewan diberi hidayah oleh Tuhan berupa hidayah ilhami (naluri, insting) dan hawasi (inderawi, panca indera) sebagaimana manusia. Bedanya manusia dilengkapi dengan hidayah ‘aqli (akal, logika, nalar). Sedangkan hewan, meski sebagian memiliki otak, tetapi tidak diberi hidayah ‘aqli. Dengan hidayah akal ini, manusia mampu mempelajari, mengamati, meneliti, memikirkan, menciptakan teknologi, berimaginasi bahkan “meramal” dan mengestimasikan masa depan peradaban. Begitu dahsyatnya akal, sampai Eistein pernah menyatakan ‘imagination is better than science’.
Naluri Klanceng
Banyak ex trainee yang menyatakan dan menanyakan hal ihwal tanaman pakan klanceng di WA Group. Ada juga yang bereksperimen memberi asupan pakan berupa gula jawa, sirup gula pasir, ‘booster’ koloni yang dibeli dari seseorang, dan sebagainya. Sungguh menarik memperhatikan semangat budidaya di kalangan teman-teman pemulia klanceng. Yang seringkali kita lalai bahwa koloni klanceng hanya akan mengambil NePoReA (Nektar, Pollen, Resin dan Air) dari bunga (floral) dan lipatan daun (ekstra floral) dalam radius/ jangkauan terbangnya saja. Sedangkan tugas kita adalah memperbanyak vegetasi/tanaman pakan klanceng yang mengandung NePoReA yang dibutuhkan koloni klanceng.
Semakin banyak dan beragam tanaman tersedia di lingkungan budidaya, maka semakin baik dan terjamin ketercukupan pakan yang dibutuhkan koloni klanceng. Namun ada satu postulat yang tidak bisa kita paksakan kepada koloni klanceng yaitu “koloni klanceng hanya mengambil NePoReA sesuai kebutuhan dan sunatullah-Nya”. Klanceng pasti akan mengambil asupan pangan yang terbaik dan dibutuhkan koloninya. Bukan koloni tetangga sebelah, apalagi mengikuti keinginan kita.
Seandainya kita memiliki banyak jenis tanaman di halaman/pekarangan rumah dan ada satu jenis bunga tanaman yang tidak didatangi klanceng pekerja, maka jangan lekas menyimpulkan bahwa tanaman tersebut harus dibuang atau ditebang. Biarkan saja, suatu saat pasti koloni klanceng akan mendekat dan mengambil manfaat dari tanaman itu. Kapan waktunya ? Dikala koloni membutuhkan asupan pakan dari pohon itu.
Naluri klanceng dalam mengambil pakan pasti lebih baik daripada naluri dan akal kita yang seringkali makan minum berdasarkan keinginan dan berlebihan. Klanceng pekerja sesuai titah-Nya hanya mengambil pangan yang dibutuhkan koloni bukan yang ‘diinginkan’ kita sebagai pembudidayanya. Naluri klanceng dalam mencari pakan juga berbeda-beda. Meski dari jenis/spesies yang sama, ditempatkan di lokasi yang sama, dengan keragaman jenis tanaman yang sama, tetapi naluri dan inderawi masing-masing koloni memiliki ‘laku hewani’ yang berbeda. Silakan diamati sendiri perilaku klanceng dari beberapa stup koloni yang dimiliki.
Sedekah tanaman
Apa yang pernah dilakoni para mentor pada pelatihan dasar budidaya klanceng dapat menjadi pelajaran berharga bagi pembudidaya pemula. Bahwa salah satu kunci utama keberhasilan dalam budidaya klanceng adalah adanya ketersediaan tanaman yang melimpah, beragam dan berkesinambungan.
Jika kita tinggal di komplek perumahan atau kampung yang relatif padat penghuni dan memiliki halaman yang sempit, maka sedekah tanaman bisa diberikan dalam polibag, pot atau planters bag. Bisa juga memanfaatkan kaleng bekas cat tembok untuk tempat tanaman. Bagi tetangga yang suka tanaman bunga, kita bisa sedekah ephorbia, AMP, xanthostemon, batavia, kemuning dan lainnya. Bagi kawan se kompleks yang suka tanaman buah-buahan, kita bisa sedekah bibit mangga, kelengkeng, rambutan, jambu kristal, jambu air. Dan bagi tetangga yang suka menanam sayuran dan apotik hidup, kita bisa sedekah benih cabai rawit, kemangi, bayam, tomat, jahe, kunyit dan semacamnya. Intinya kita sedekah aneka tanaman yang menghasilkan NePoReA yang dibutuhkan koloni klanceng.
Menarik apa yang pernah disampaikan Uday, mahasiswa Kedokteran Unimus dan sering menemani kami mengisi pelatihan dasar budidaya klanceng. “Kita memberi saja tanaman yang dibutuhkan klanceng, maka klanceng akan memberikan kita madu yang bernilai tinggi”.
No Tree, No Bee, No Honey, No Healthy, No Money. Semangat berbudidaya klanceng. Wallahu’alam.
Tegalmulyo, 26 Februari 2022
*) Founder HIBTAKI, Pembudidaya Klanceng, Pemerhati Pangan.