JADAH

Pagi-2 sepulang jamaah shubuh di masjid An-Nur, pas di depan rumah kami, ketemu mbak Narti tetangga satu RW beda RT. Di tangan kanan kirinya masing2 membawa tas keranjang.
‘Nembe kondur subuhan pak. Ibu wonten nggriyo (baru pulang jamaah subuh pak, apakah ibu ada di rumah’, sapanya.
“Nggih mbak. Ibu nunggoni putu di Semarang (Ya mbak. Istri nunggui cucu di Semarang)”, jawabku.
‘Ngersakke jadah mboten, niki tasih anget (membutuhkan jadah tidak, ini masih hangat)’ mbak Narti menawarkan dagangannya.
“Iya mbak, minta 2 bungkus”, jawabku sambil memarkir sepeda di halaman rumah.
‘Maturnuwun pak pun nglarisi bukak dasar (Terimakasih pak menjadi penglaris pembuka rejeki)’ ucapnya sambil menerima uang dari kami.

Jadah, di daerah lain disebut ‘gemblong’, merupakan makanan tradisional Jawa terbuat dari beras ketan yang dicampur parutan kelapa muda. Setelah dinanak seperti nasi, kemudian ditumbuk diatas tampah (Jawa : tampar) sampai halus seperti membuat getuk singkong. Tanpa ada tambahan bahan pewarna, perasa dan pengawet kimiawi apapun. Kalo toh ada paling ditambahkan sedikit garam dan daun pandan ketika menanak ketan.

Istri kami sering membeli jadah buatan mbak Narti. Selain rasanya pulen, kami tahu beliau memang sudah lama membuat makanan itu. Teruji dengan kualitas rasa dan aroma yang harum. Setiap hari mbak Narti memproduksi jadah 3-4 kilogram beras ketan. Sebelum fajar menyingsing hasil produksinya disetorkan ke warung dan para bakul makanan.

Harga sebungkus jadah Rp 10.000, berisi 10 potong. Oleh warung atau penjual kudapan keliling, jatah tersebut ada yang dijual per biji atau per bungkus. Tergantung pangsa pasar atau konsumen masing-masing.

Jadah, bisa langsung dikonsumsi atau dipanggang dulu, salah satu kudapan favourit keluarga kami untuk teman minum kopi pagi. Sering pula jadah yang kami beli, kita jadikan ‘sedekah makanan’ buat sanak famili yang tempat tinggalnya dekat rumah.

Bagi masyarakat Jawa, makanan berbahan baku beras ketan, seakan menjadi ‘menu wajib’ yang harua tersedia untuk berbagai hajatan : menikah, lamaran dan lain-lain

25 Mei 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *